Produktivitas bawang merah di NTT masih tergolong rendah, yaitu 5,9 ton/ha (BPS NTT, 2018), dibanding dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang produktivitasnya telah mencapai 11,26 t/ha (BPS NTB seringkali menambah jatuhnya harga bawang merah di pasaran. Fluktuasi harga yang terjadi sangat merugikan petani, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melakukan budidaya bawang merah diluar musim. Namun bila terjadi panen secara bersamaan (panen raya), maka banjir produksi tidak dapat dihindari dan tetap mengakibatkan harga jatuh. Secara menguntungkan maka petani perlu memilih varietas bawang merah yang tepat. Wilayah Kecamatan Kramatwatu yang meliputi 3 yaitu desa Tonjong, Toyomerto dan Terate merupakan sentra produksi bawang merah di Kabupaten Serang. Pada umumnya petani melakukan budidaya bawang merah menggunakan varietas lokal hasil panen sebelumnya. Sedangkan hasil analisis usahatani yaitu penerimaan rata-rata petani bawang merah off season Rp 20.471.149,3 dan in season Rp 18.081.789,6, keuntungan rata-rata petani bawang merah off season Rp 11.922.949,9 dan in season Rp 10.520.079,9, dan kelayakan usaha (R/C ratio) rata-rata petani bawang merah off season 2,39 dan in season 2,33. Penelitian ini bertujuan untuk Bawang merah Musim kemarau mengkaji paket teknologi budidaya bawang merah dataran tinggi musim kemarau Paket Teknologi budidaya di Kabupaten Rejang Lebong. Kajian dilaksanakan dengan pendekatan On Farm Research (OFAR) yang melibatkan 4 orang petani kooperator pada lahan seluas 2.400 m2. Budidaya tanaman bawang merah lebih cocok dilakukan di daerah beriklim kering, karena sifatnya yang peka terhadap curah hujan dan intesitas hujan tinggi. Suhu optimal yang diperlukan untuk budidaya tanaman bawang merah adalah sekitar 25-32 oC. Apabila suhu udara dibawah 22 oC, tetapi hasil umbi tidak .

analisa budidaya bawang merah